Connect with us

2 Hektar Lahan Tidur Disulap ITI Jadi Kawasan Urban Farming

Edukasi

2 Hektar Lahan Tidur Disulap ITI Jadi Kawasan Urban Farming

Sedikitnya 2 hektar lahan tidur di wilayah Bambu Apus Pamulang dimanfaatkan untuk urban farming yang dimotori oleh Institut Teknologi Indonesia (ITI) melalui program Bina Lingkar Kampus “Penataan dan Pengelolaan Kawasan Integrated Urban Farming di Kelurahan Bambu Apus Pamulang Tangsel”. Sosialisasi dibuka di TPS3R Vila Pamulang Mas.

Direktur Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) Institut Teknologi Indonesia (ITI) Iyus Hendrawan dalam sosialiasi Progam Bina Lingkar Kampus menyampaikan dalam mengaplikasikan program Bina Lingkar Kampus telah mendapatkan kesepakatan dari Pemkot Tangsel dan beberapa dinas di antaranya Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Lingkungan Hidup.

“Kami sudah MoU 7 OPD dalam kegiatan Bina Lingkar Kampus yang tersebar lokusnya di beberapa tempat. Kami hanya fasilitasi sifatnya membantu arahnya kembali kepada masyarakat Tangsel untuk pemberdayaan,” katanya.

Untuk memulai urban farming pertama soal pengolahan sampah di sektiar lingkungan dengan harapan tiga tahun kedepan sampah tidak lagi dibuang ke Cipeucang melainkan dijadikan sebagai kompos untuk organiknya sedangkan jenis plastik akan diolah menjadi aspal. Pengelolaan sampah di wilayah Bambu Apus sudah bagus masyarakatnya partisipasinya cukup tinggal sehingga hanya membutuhkan daya ungkit pasti akan berjalan.

“Pupupuknya nanti dihasilkan dari olahan sampah organik, karena sangat bermanfaat untuk tanaman. Yang terbuang ke Cipucang tinggal yang tak terpakai atau sudah terpilah,” tambahnya.

Kawasan urban farming digarap secara serius mulai dari penanaman, perawatan dan pemanenan serta pemasaran. Kesemuanya akan digarap dengan manajemen yang terstruktur agar hasilnya bagus dan memberikan manfaat kepada warga sekitar.

“Beberapa jenis tanaman yang akan difokuskan di antaranya labuh, jahe merah, tebu telur yang harganya cukup mahal. Kisaran enam bulan dapat dipanen dengan prediksi dalam satu tahun per jenis tanaman mampu menghasilkan 10 ton dari area seluas 2 kurang lebih hektar. Nantiya akan ada rencana penanaman buah yang berpohon pendek,” tambah ia.

Selain di Bambu Apus ada beberapa titik di antaranya Keranggan Setu, Kampung Pulo, Kedaung industri tempe dan beberapa tempat pengembangan IKM. Masing-masing tempat dikembangan berdasarkan potensi yang sudah ada, Bambu Apus karena memang lahannya ada, di dukung dengan pengolahan sampah secara terpadu.

Anggota DPRD Tangsel komisi III, Siti Chodijah saat itu menyampaikan terima kasih kepada ITI yang sangat peduli terhadap Tangsel. Kegiatan ini menurutnya tangung jawab pemerintah namun ITI memerikan perhatian lebih yang menandakan komitmen turut membangun Tangsel cukup besar.

“Mudah-mudahan dengan kerjasama dengan ITI tercapai pembangunan Kota Tangsel. Ini tugas pemerintah kami dari DPRD mengucapkan terima kasih,” ucapnya.

Harapan lain, dengan program urban farming sebagaimana Pemkot juga sudah mencanangkan program ini dapat seirama yang akan dijadikan percontohan di kelurahan lain. Selama ini sebut Chodijah banyak aplikasi namun kurang diaplikasikan di tempat yang lain.

“Mudah-mudahan ini menjadi satu percontohan yang baik untuk diterapkan di kelurahan dan kecamatan yang lain sehingga dapat terintegrasi dan memberi dampak lebih luas,” harapnya di dampingi Dewi Indah Damayanti Komisi IV DPRD Tangsel. (mdr/rls)

To Top