Connect with us

Dapat Komplain Warga, Proyek Cluster Sebelah Tanah Asset Kelurahan Jombang Terus Berjalan

Info Tangsel

Dapat Komplain Warga, Proyek Cluster Sebelah Tanah Asset Kelurahan Jombang Terus Berjalan

Meski sempat di tinjau oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tangerang Selatan lantaran diduga belum mengantongi izin, alat berat jenis ekskavator terus melanjutkan aksinya di lahan bekas relokasi pasar Jombang.

Di ketahui, lahan yang akan di bangun cluster tersebut bersebelahan dengan tanah asset seluas kurang lebih 12 ribu meter dan mepet dengan kantor kelurahan Jombang, Kampung Gedong, kecamatan Ciputat, Tangsel.

Lahan yang sebelumnya sudah menjadi tempat langganan banjir tersebut sempat masuk dalam agenda SK kumuh oleh pemkot Tangsel pada tahun 2017-2018 silam. Singkat cerita, sebelum di ratakan oleh pemiliknya, tempat tersebut juga pernah di fungsikan sebagai pasar.

Hal tersebut di paparkan oleh Yanti, warga Rt :03, Rw : 02 Kelurahan Jombang, Ciputat. Menurutnya, jika lokasi tersebut di bangun pagar, maka rumahnya dan warga Rt : 03 mendapatkan imbas banjir.

“Iya bang. Saya ngga tau mau di bangun apa ini lahan. Katanya sih perumahan. Cuma, katanya mau di bangun pagar. Ya banjirnya kesini dong. Sewaktu ini di pake buat pasar aja udah banjir bang,”tutur Yanti saat di mintai keterangannya.(19/4/2024)

Selanjutnya ia meminta, semestinya pemilik perumahan terlebih dahulu memperbaiki saluran yang selama ini menjadi penyebab banjir di wilayahnya. Karena, warga tidak pernah di informasikan terkait tujuan pembangunan yang tengah berjalan.

“Saya ngga tau bang. Warga disini ngga tau juga. Tanya aja tuh. Ini aja air udah jadi genangan. Belum kerja bakti lagi. Kalo salurannya ngga di beresin trus larinya ke rumah saya bang. Banjir,” tambahnya

Sementara, lahan yang sedang di ratakan oleh alat berat dengan luas kisaran 3000 meter lebih terletak di Rt : 02 berbatasan dengan Rt : 03 Rw : 02 selain berimbas kepada warga sekitar, jalur buangan airnya akan bermuara ke wilayah perumahan Pondok Pucung Indah.

Di lokasi, pekerja yang bertugas tak dapat berkomentar banyak. Ia di tugaskan hanya untuk mencatat muatan tanah yang masuk ke lahan tersebut.

“Untuk ijin saya kurang tahu. Saya cuma disuruh hitung truk yang rencananya masuk membawa muatan tanah murni dan tanah campur. Ini lagi di ratain dulu. Luasnya 3000 meter lebih,” ujar Dibyo, seorang pelaksana pemerataan lahan.

Ia membenarkan, lahan tersebut akan di pergunakan untuk pembangunan perumahan. Dan untuk jumlah unitnya ia belum memahaminya.

“Rencana sih mau di pondasi dulu, di pagari. Kalau ngga salah untuk perumahan,” singkatnya (Adt)

To Top